Postingan

Jeda

Jeda.. Kau bukan yang pertama kali, namun mengapa bisa seberat ini? Apa benar 3 hari sangat meluka bagi orang yang benar-benar cinta? Ternyata kau benar, aku kepalang lemas kehabisan nafas. Maaf. -heu Memori sewindu yang lalu 28 juli 2017 Awi shintan

Se-makna

Se-makna Binatang jalang berparas rupawan Menebar cinta, istana kebahagiaan Merayu, menggoda, merampas, Menerjang hingga kehabisan nafas. Menusuk hingga rongga keabadian menangis minta tolong. Kau beri racun kebebasan Tenang.. Menarikku pada mimpi merah biru Racun berefek kekal Intuisi cekat, Imajinasi menetap, Ilusi sesat, Hingga delusi lalu lalang merampas hakikat yang menjelma menjadi selimut sutra. Sanubari jatuh hati, Tanpa tolak, pulas di ranjang fana Tersesat, melawan hura dengan hati tergores resah. Biru bergemuruh menjadi satu. Lawan! teriaknya.. Sadarkan aku dari adegan air mani berlari Apa cinta sekonyol itu? Seyogyanya cinta kekal abadi namun racunmu merusak diri Saat jeda, 27 Juli 2017 Awi shintan

Wanita melupa

Serdadu rima yang terlupakan Mencari celah ditengah selangkangan yang rapat. Ia melupa, Teatrikal erotis didepan mata Adegan nungging- menungging wewayangan dipertontonkan Merekah, membasahi bujur yang tak bersangkar Pendosa nyeruput membasuh liur Berjalan melintasi api, sambil berkata "Dasar wanita, pelacur maha semesta" sofa catur, 20 Juni 2017

Pelukis Rasa

Pelukis Rasa Cerah sore itu.. Gairah rendah, dikala senja mulai mengumpat Kurang tepat, bersandar pada sofa hijau ditemani lampu berkelip biru Menunggu.. Aroma kafein bersetubuh santai dengan asap tembakau Mengayun, mengiringi melody 80an Menyendiri menatap kertas yang butuh kata Begitu pun hati yang bergejolak butuh rasa Sungguh.. Maya memaksa kita terombang-ambing dalam rasa penasaran Tumbuh menjelma hingga akhirnya tiba, senyum malu-malu terasa lucu Menarik bulu kuduk, membuat mulas perut Berkenalan.. Cengkrama satu dua kata penuh makna, Pembuat syair, gunakan bass pelukis nona binal bentuk keindahan, Tak ada yang menarik, namun ku tertarik entah.. Tuan pelukis rasa Bantu aku menulis skenario walau alir bertemu jua ujungnya dialog kita, Kan berujung bahagia suka cita atau pilu tertampar duka. Doa saja pada maha semesta, pertemuan kita tak hanya sebatas drama Ruang kuning berdebu, 20 April 2017 Awi Shintan

Perihal cinta tak terduga

Perihal cinta tak terduga Tingkah lugumu tak terkira Hingga nakalmu tak ku kenal Memicu penasaran tak kunjung padam itu ciri khasmu Tanpa istimewa membuat ku bertanya Hingga kau balas, buatku diam tanpa kata kau berkata.. Ternyata kau membabi buta Kau panah hati tanpa gejolak cinta Aku diam, kau bertanya-tanya ku balas kata.. Pesan beribu rindu yang hendak membeku Tak kusangka kau lelehkan dalam perapian Terus menggebu hingga tumpu terbakar Hari ini, esok, dan mungkin seterusnya akan tetap sama, Aku kekasihmu.. Yang terus meraba aksara tanpa makna, euforia semata, yang penuh tanda tanya. Tenda putih biru abu-abu, 1 may 2017 Awi shintan

Pukau

Pukau dia.. tumbuh dalam jiwa indah berkelip bak bintang kejora mewarnai setiap liku perjalanan cinta yang pada akhirnya aku terpukau dia.. bertebar indah dalam khayal mengkhiasi setiap sisi hingga sela-sela sanubari merabah bagai virus ziga hingga kepalaku membesar, tak bisa ku bungkam dia.. 3 huruf yang sedang asik bercengkrama dalam pikiran cerita gilamu, cerdik memanah hati ingin ku rayu, walau harus di tampar pilu tersesat dalam dunia khayal melawan rasa yang tak mungkin ku genggam. Aku terpukau.. 22 Maret 2017 Awi Shintan

Kabut Eksotis

Gambar
Kabut erotis Mata terpejam, menempati sangkar kedamaian. Sesekali ku menoleh apa kau tak tergoda dengan kabut yang terus menyelimuti sanubari.. Benar saja, kau meringkuk minta dipeluk, kata mu hawa dingin terus menusuk. memanja seperti bayi.. "Ncik.." Perut ku tertindih tangannya, desir aliran darah mulai memucuk saat ia menggulitiku dengan jari-jari kotornya, Ditambah kabut yang terus menutup permukaan, Membuatku mulai sesak.. Merayu, menjamah, dan aku pasrah Ia sangat cekatan, mencakar setiap konak Tidak bisa aku lawan. Sungguh tidak terkendali, Sampai liur tumbuh subur, mengguyur api saqar Celaka, Ia hanyut pada kabut erotis Denyut nadiku semakin kencang Terlihat si buah zakar mulai menyerang Ku menepis, Namun jika aku tak menurut ia akan merajuk Tubuhku tak bisa bergerak Tiba ia menyetubuhi tanpa sungkan Kabut erotis tercium anyir, Rupanya sarang mu basah, entah karna Mani mu atau air mataku yang merintih kesakitan dikala duri menancap pada s...