Kabut erotis Mata terpejam, menempati sangkar kedamaian. Sesekali ku menoleh apa kau tak tergoda dengan kabut yang terus menyelimuti sanubari.. Benar saja, kau meringkuk minta dipeluk, kata mu hawa dingin terus menusuk. memanja seperti bayi.. "Ncik.." Perut ku tertindih tangannya, desir aliran darah mulai memucuk saat ia menggulitiku dengan jari-jari kotornya, Ditambah kabut yang terus menutup permukaan, Membuatku mulai sesak.. Merayu, menjamah, dan aku pasrah Ia sangat cekatan, mencakar setiap konak Tidak bisa aku lawan. Sungguh tidak terkendali, Sampai liur tumbuh subur, mengguyur api saqar Celaka, Ia hanyut pada kabut erotis Denyut nadiku semakin kencang Terlihat si buah zakar mulai menyerang Ku menepis, Namun jika aku tak menurut ia akan merajuk Tubuhku tak bisa bergerak Tiba ia menyetubuhi tanpa sungkan Kabut erotis tercium anyir, Rupanya sarang mu basah, entah karna Mani mu atau air mataku yang merintih kesakitan dikala duri menancap pada s...